BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING
AYAM POTONG PEDAGING
1. SEJARAH SINGKAT
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan
hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,
terutama dalam memproduksi daging ayam.
Sebenarnya ayam broiler ini baru populer diIndonesia sejak tahun 1980-an
dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging
ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya.
Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakatIndonesia dengan berbagai
kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen.
Dengan waktu pemeliharaan yang relatif
singkat dan menguntungkan, maka banyak
peternak baru serta peternak musiman yang
bermunculan diberbagai wilayahIndonesia .
hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,
terutama dalam memproduksi daging ayam.
Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di
dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging
ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya.
Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat
kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen.
Dengan waktu pemeliharaan yang relatif
singkat dan menguntungkan, maka banyak
peternak baru serta peternak musiman yang
bermunculan diberbagai wilayah
2. SENTRA PETERNAKAN
Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam
pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi
pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi
3. J E N I S
Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran,
peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah
beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.
Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil
sekali. dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta
daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup.
Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah:
peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah
beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.
Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil
sekali. dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta
daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup.
Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah:
1) Super 77, 11) Tegel 70, (21) ISA,
2) Kim cross, 12) Lohman 202, (22) Hypeco-Broiler,
3) Hyline, 13) Vdett, (23) Ross,
4) Missouri, 14) Hubbard, (24) Marshall”m”,
5) Shaver Starbro, 15) Pilch, (25) Euribrid,
6) Yabro, 16) Goto, (26) H&N,
7) Arbor arcres, 17) Tatum, (27) A.A 70,
8) Indian river, 18) Hybro, (28) Bromo,
9) CP 707 19) Cornish, (29) Sussex,
10) Brahma, 20) Langshans,
4. MANFAAT
Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:
1) penyediaan kebutuhan protein hewani
2) pengisi waktu luang dimasa pensiun
3) pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja
4) tabungan di hari tua
5) mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu
oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.
oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami
3 (tiga) unsur produksi yaitu :
(1) manajemen (pengelolaan usaha peternakan)
(2) breeding (pembibitan)
(3) feeding (makanan ternak/pakan)
3 (tiga) unsur produksi yaitu :
(1) manajemen (pengelolaan usaha peternakan)
(2) breeding (pembibitan)
(3) feeding (makanan ternak/pakan)
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
- Perkandangan
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi : persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
tips membuat kandang ayam - Peralatan
a. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air
hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang.
Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan
sedikit kapur dan pasir secukupnya atau hasil serutan kayu dengan panjang
antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Indukan atau brooder
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air
hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang.
Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan
sedikit kapur dan pasir secukupnya atau hasil serutan kayu dengan panjang
antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Indukan atau brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan
alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan
anak ayamnya ketika baru menetas.
alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan
anak ayamnya ketika baru menetas.
c. Tempat bertengger (bila perlu)
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan
kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar.
Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan
kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar.
Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu,
almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.
Untuk tempat grit dengan kotak khusus
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu,
almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.
Untuk tempat grit dengan kotak khusus
e. Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi,
pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi,
pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
6.2. Pembibitan
Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Pemilihan Bibit dan Calon IndukTernak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
b) pertumbuhan dan perkembangannya normal
c) ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.
d) tidak ada lekatan tinja di duburnya.
(Day Old Chicken)/ayam umur sehari:
b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.
3. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya
segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk
Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah
yang bersangkutan.
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya
segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk
Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah
yang bersangkutan.
6.3. Pemeliharaan
Pemberian Pakan dan Minuman
Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter
(umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
8.2. Hasil Tambahan
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%,
lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%,
ME 2800-3500 Kcal.
lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%,
ME 2800-3500 Kcal.
- kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu
pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari)
43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan
minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu
sebesar 1.520 gram.
pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari)
43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan
minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu
sebesar 1.520 gram.
b. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%;
lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi
(ME) 2900-3400 Kcal.
lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi
(ME) 2900-3400 Kcal.
- kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5
(umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari)
129 gram/hari/ekor minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor
dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
(umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari)
129 gram/hari/ekor minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor
dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor.
Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.
- Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari),
kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu,
yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari)
3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah
sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya
diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.
Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu,
yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari)
3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah
sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya
diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.
Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari),
terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari)
9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor,
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari)
9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor,
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.
Pemeliharaan Kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja.
Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis
sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna
secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu
dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera
disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa
mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja.
Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis
sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna
secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu
dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera
disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa
mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
1. Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi,
bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
(1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering
(2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut;
Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline,
amprolium, cxaldayocox.
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi,
bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian:
(1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering
(2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut;
Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline,
amprolium, cxaldayocox.
2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok,
lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah,
tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”
yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
(1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus,
binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang
(2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan
tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD.
Sampai sekarang belum ada obatnya.
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok,
lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah,
tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”
yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian:
(1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus,
binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang
(2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan
tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD.
Sampai sekarang belum ada obatnya.
7.2. Hama
1. Tungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan
bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
(1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan
yang sehat;
(2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan
dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan
konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan
ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida
yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan
bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian:
(1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan
yang sehat;
(2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan
dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan
konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan
ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida
yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
8. P A N E N
8.1. Hasil Utama
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
Untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam
8.2. Hasil Tambahan
Usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran
kandang dan bulu ayam.
kandang dan bulu ayam.
9. PASCA PANEN
9.1. Stoving
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di
kandang penampungan (Houlding Ground)
Penampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di
kandang penampungan (Houlding Ground)
9.2. Pemotongan
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan
atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging
bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
Pemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan
atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging
bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
9.3. Pengulitan atau Pencabutan Bulu
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas
(51,7- 54,4 derajat C).
Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan
membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas
(51,7- 54,4 derajat C).
Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan
membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
9.4. Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela)
dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela)
dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap
dimasak dalam kemasan terpisah.
9.5. Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai.
Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih,
kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam
didinginkan dan dikemas.
Maka setelah di potong menjadi beberapa bagian daging ayam siap, di olah menjadi
beberapa produk seperti
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai.
Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih,
kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam
didinginkan dan dikemas.
Maka setelah di potong menjadi beberapa bagian daging ayam siap, di olah menjadi
beberapa produk seperti
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam
analisis ini, antara lain adalah:
Dasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam
analisis ini, antara lain adalah:
a. jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari
strain CP.707.
strain CP.707.
b. sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada kandang
model postal
model postal
c. luas tanah yang digunakan yaitu 200 m2 dengan nilai harga sewa tanah dalam
1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
d. kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah, dinding terbuat
dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm, terbuat dari
batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.
dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm, terbuat dari
batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.
e. ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m, lebar kandang 5 m dan lebar
bagian tepi kandang 1,5 m.
bagian tepi kandang 1,5 m.
f. lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
g. menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan bakar gas.
h. penerangan dengan lampu listrik.
i. umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari
j. litter/alas kandang menggunakan sekam padi.
k. jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam umur
0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
l. tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
m. lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).
n. berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen.
o. harga ayam per kg berat hidup, yaitu diasumsikan Rp 2500,-,
walau kisaran harga sampai mencapai Rp 3000,- ditingkat peternak/petani.
walau kisaran harga sampai mencapai Rp 3000,- ditingkat peternak/petani.
p. ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari.
q. nilai pupuk kandang yaitu Rp 60.000,-.
r. bunga Bank yaitu 1,5%/bulan
s. nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun
dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.
dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.
t. perhitungan analisis biaya ini hanya diperhitungkan sebagai Pedoman dasar,
karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.
karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.
10.1. Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana
permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan
pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.
Prospek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana
permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan
pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan
pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.
11. DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging.
Penerbit Penebar Swadaya (anggota IKAPI)Jakarta .
Penerbit Penebar Swadaya (anggota IKAPI)
2. Cahyono, Bambang, Ir.1995.
Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler).
Penerbit Pustaka NusatamaYogyakarta .
Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler).
Penerbit Pustaka Nusatama